Satu
dari delapan target Millenium Development Goals (MDGs) yaitu memerangi
HIV/ AIDS, Malaria dan penyakit menular lainnya, yang menjadi
kesepakatan negara-negara di dunia. Pada tahun 2015 ini akan
menyelesaikan tahap I dari pencapaiannya. Dan pada tanggal 1 Desember
yang diperingati sebagai hari memerangi HIV/AIDS nyatanya pada tataran
fakta kasus ini dikatakan sebagai gunung es yang secara data dan catatan
hanya terrekam sebagian kecil saja. sementara faktanya kasus penderita
HIV/AIDS ini terus diperkirakan meningkat.
Data Lombok Tengah dalam dokumen Daerah
Dalam Angka tahun 2013, mencatat di tahun 2012 saja jumlah pengunjung
Voluntary Counseling Test (VCT) Mandalika RSUD Praya sebanyak 824
pengunjung dengan perincian jenis kelamin laki-laki sebanyak 485 orang
dan perempuan sebanyak 339 orang. Dari total jumlah tersebut 20 orang
diantaranya dinyatakan positif HIV yaitu 11 orang laki-laki dan 9 orang
perempuan diperkirakan di tahun 2014 ini jumlah ini meningkat.
Masih rendahnya kesadaran masyarakat
untuk mengunjungi VCT ini juga menjadi salah satu kendala pemerintah
untuk mendeteksi perkembangan kasus HIV/AIDS di daerah ini. masih
menurut data Daerah Dalam Angka di Lombok Tengah dari sebaran 12
kecamata yang ada, tiga kecamatan dengan kunjungan VCT tertinggi yaitu
kecamatan Praya dengan angka kunjungan VCT sebanyak 258 pengunjung,
sementara Kecamatan Batu keliang di posisi kedua sebanyak 168 pengunjung
dan Kecamatan Praya Barat sebanyak 128 pengunjung. Untuk 9 kecamatan
lainnya rata-rata jumlah kunjungan dibawah 50.
Berbeda dengan dokumen ditas, Komisi
Penanggulangan AIDS/HIV (KPA) NTB dalam beberapa kali rilis media
menyebutkan angka penderita HIV/AIDS positif di Lombok Tengah pada tahun
2013 mencapai angka 107 kasus. Dengan kisaran umur penderita 20 sampai
60 tahun, dengan latar belakang profesi yang beragam mulai dari
wiraswasta, PRT, tenaga professional dan penduduk tidak bekerja. Data
disudur dari Media Online Lombok Kita
Beberapa faktor penyebaran, menurut salah
seorang tenaga Voluntair yang secara sukarela mensosialisasi mengenai
informasi HIV/AIDS dan beberapa kali mengantar warga yang hendak
mengecek dirinya ke VCT Mandalika RSUD Praya. Menyatakan, penyebaran ini
HIV/AIDS ini tak saja dilihat sebagai salah satu penyakit yang
penyebarannya melalui seks bebas tanpa pengaman dan jarum suntik yang
rentan adalah pengguna narkoba, akan tetapi dibeberapa kasus yang
ditemui juga menjangkit Ibu rumah tangga, yang suaminya memiliki riwayat
bekerja sebagai TKI ke luar negeri.
Patut diwaspadai, penyebaran HIV/AIDS ini
mestinya menjadi perhatian semua pihak. Kurangnya informasi dan
pengetahuan masyarakat mengenai penyakit menular dan penyebaran virus
ini pun harus menjadi tugas bersama semua pihak. “Kendalanya itu tadi,
kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya ke rumah
sakit, ketika sudah sakit barulah memeriksakan diri” ungkap Andi R
selaku tenaga relawan VCT ini via phonecell ketika dihubungi.
Lain halnya dengan cerita Andi, salah
seorang relawan lain yang pernah bekerja untuk VCT HIV/AIDS ini juga
menceritakan mengenai kasus yang pernah ditemukannya, dimana dalam satu
rumah tangga sang Suami yang meninggal pada 2010 lalu pada awalnya
keluarganya menganggap penyakit yang diderita si Korban berasal dari
“guna-guna/ santet” karena kondisi tubuh dan penyakit korban dianggap
“tak wajar”selama ini. Belakangan baru diketahui bahwa penyebaran
HIV/AIDS pun telah menjangkit Istrinya yang pada akhir 2013 lalu juga
meninggal dunia dengan kondisi yang sama. (Kontributor : TIM PRC Lombok Tengah)
Ket Photo : CNN.com