Sensus penduduk Desa Nyelekit dimulai. Masyarakt diminta untuk memberi keterangan yang lengkap dan benar untuk kebutuhan pendataan itu. Petugas Sensus yang lengkap dengan atributnya mendatangi setiap penduduk dari rumah ke rumah, termasuk di kediaman Abu Mardut
Hari itu Abu Mardut tampak suntuk, rupanya dia sedang banyak masalah. “Maaf Pak, sepertinya Bapak sedang banyak maslah?” Tanya Petugas dengan ramah setelah selesai mendata.
“Iya, saya pusing karena baru tahu kalau anak pertamaku itu seorang gay.” Jawab Mardut.
“Hmmmm….” Gumam Petugas mendengarkan.
“Saya juga baru tahu kalau anak laki-laki kedua saya, suka sesama jenis juga.” Keluh Mardut. Melihat itu sang Petugas prihatin.
“Memang di keluarga anda tidak ada yang suka dengan wanita selain anda?” Tanya Petugas keheranan dengan kondisi keluarga Abu Mardut.
“Ada”, jawab Abu Mardut dengan wajah yang pasrah.
“Siapa ?” Tanya Petugas. Dengan wajah lesu tak bersemangat Abu Mardut menjawab, “Istri saya…”
Hari itu Abu Mardut tampak suntuk, rupanya dia sedang banyak masalah. “Maaf Pak, sepertinya Bapak sedang banyak maslah?” Tanya Petugas dengan ramah setelah selesai mendata.
“Iya, saya pusing karena baru tahu kalau anak pertamaku itu seorang gay.” Jawab Mardut.
“Hmmmm….” Gumam Petugas mendengarkan.
“Saya juga baru tahu kalau anak laki-laki kedua saya, suka sesama jenis juga.” Keluh Mardut. Melihat itu sang Petugas prihatin.
“Memang di keluarga anda tidak ada yang suka dengan wanita selain anda?” Tanya Petugas keheranan dengan kondisi keluarga Abu Mardut.
“Ada”, jawab Abu Mardut dengan wajah yang pasrah.
“Siapa ?” Tanya Petugas. Dengan wajah lesu tak bersemangat Abu Mardut menjawab, “Istri saya…”