Pahlawan Hutan Dari Mareje - Dua mobil Avansa berisi rombongan pejabat Kementerian Kehutanan RI siang itu mendatangi Dusun Patre Wangi Desa Mangkung Kecamatan Praya Barat.
Kedatangan mereka ingin bertemu Majrun (40), salah seorang warga desa yang lolos verifikasi mewakili NTB dalam lomba Penghijauan Dan Konservasi Alam tingkat nasional.
Menurut keterangan yang kami kutip dari website resmi kementerian kehutanan RI, Lomba yang membawa nama Majrun ke tingkat nasional itu bertujuan melakukan penilaian untuk mengetahui aparat, dunia usaha dan masyarakat yang memiliki prestasi terbaik dalam upaya rehabilitasi dan konservasi sumberdaya alam. Majrun sendiri mengikuti lomba ini atas usulan masyarakat.
Lomba rehabilitasi dan konservasi sumberdaya alam ini dimenangi Majrun setelah melewati beberapa seleksi berjenjang yakni mulai dari tingkat kabupaten/kota, propinsi dan kemudian sekarang di nasional. Majrun rencananya akan diundang untuk menerima pengumuman pada tanggal 17 Agustus mendatang di Jakarta.
“Kayu itu satu-satu harapan kita untuk penghijauan, ia paru-paru dunia. Dari kayu mahluk hidup dapat oksigen untuk bernafas” Kata Majrun kamis (19/07) pekan lalu, ketika kami mengunjungi rumahnya di Dusun Patre Wangi Desa mangkung Kecamatan Praya Barat.
“Saya bermimpi bagaimana masyarakat Lombok Selatan dapat memanfaatkan lahan kosong mereka dengan menanam Jati, Akasia, Sengon atau apasaja yang bisa menghijaukan kawasan ini” Katanya menceritakan cita-citanya.
Apa yang dikatakannya itu bukan omong kosong. Memang, selama ini Majrunlah yang dikenal mendorong masyarakat Lombok Tengah bagian selatan untuk aktif melakukan penghijauan dan konservasi. Melalui lembaganya, Asosiasi Mareje Bongak, Majrun bersama warga berupaya menyelematkan hutan sejak tahun 1990 dan berlangsung sampai sekarang.
Majrun menceritakan, jauh sebelum lembaganya ini berdiri. Tahun 1990 ia sudah menginiasiasi terbentuknya Kelompok Tani didesanya yang dinamai Kelompok Tani Gunung Jati. Kelompok tani ini kemudian berubah menjadi Gapoktan tahun 2005, dan tahun 2010, Gapoktan inilah yang menjadi Lembaga Asosiasi Mareje Bonga sampai sekarang.
Lembaga Asosiasi Mareje Bongak saat ini beranggotakan 836.000 KK se-kecamatan Praya Barat. Mereka tersebar dari Mangkung, Selong Belanak, Bonder, Kabul, Batu sampai Pandan Indah. Anggota-anggotanya inilah yang diberdayakan Majrun melalui beragam program seperti memanfaatkan lahan kosong untuk penanaman kayu Jati dan memberikan modal kepada masyarakat dengan sistim bagi hasil kayu.
Ada beberapa program yang terhitung sangat sukses dan menjadi poin lebihn yang didapati Majrun. Antara ia tercatat, tahun 1999 sampai tahun 2001 berhasil mengajak masyarakat menanam semua jenis kayu di area tanah kosong seluas dua hektar, tahun 2010-2011 ia berhasil lagi mengajak masyarakat menanam di 3 hektar lahan kosong dan juga keberhasilannya mengorganisir kelompokdengan membentuk koperasi hutan.
“Kayu yang ditanam tahun 1999 rata-rata sudah panen, masing-masing kelompok berhasil menjual kayu mereka antara 40 sampai 50 juta” katanya.
Untuk menefektifkan kinerjanya ini, Majrun saat ini telah mendirikan 13 koperasi hutan yang di selenggarakan oleh masing-masing desa se Kec. Praya Barat. Melalui kelompok-kelompok koperasi inilah Majrun dengan mudah menggerakkan berbagai program dan kampanye pelestarian dan penghijaun hutan. Selamat Pahlawan Hutan Dari Mareje.[AJ/MTR]
Kedatangan mereka ingin bertemu Majrun (40), salah seorang warga desa yang lolos verifikasi mewakili NTB dalam lomba Penghijauan Dan Konservasi Alam tingkat nasional.
Menurut keterangan yang kami kutip dari website resmi kementerian kehutanan RI, Lomba yang membawa nama Majrun ke tingkat nasional itu bertujuan melakukan penilaian untuk mengetahui aparat, dunia usaha dan masyarakat yang memiliki prestasi terbaik dalam upaya rehabilitasi dan konservasi sumberdaya alam. Majrun sendiri mengikuti lomba ini atas usulan masyarakat.
Lomba rehabilitasi dan konservasi sumberdaya alam ini dimenangi Majrun setelah melewati beberapa seleksi berjenjang yakni mulai dari tingkat kabupaten/kota, propinsi dan kemudian sekarang di nasional. Majrun rencananya akan diundang untuk menerima pengumuman pada tanggal 17 Agustus mendatang di Jakarta.
“Kayu itu satu-satu harapan kita untuk penghijauan, ia paru-paru dunia. Dari kayu mahluk hidup dapat oksigen untuk bernafas” Kata Majrun kamis (19/07) pekan lalu, ketika kami mengunjungi rumahnya di Dusun Patre Wangi Desa mangkung Kecamatan Praya Barat.
“Saya bermimpi bagaimana masyarakat Lombok Selatan dapat memanfaatkan lahan kosong mereka dengan menanam Jati, Akasia, Sengon atau apasaja yang bisa menghijaukan kawasan ini” Katanya menceritakan cita-citanya.
Apa yang dikatakannya itu bukan omong kosong. Memang, selama ini Majrunlah yang dikenal mendorong masyarakat Lombok Tengah bagian selatan untuk aktif melakukan penghijauan dan konservasi. Melalui lembaganya, Asosiasi Mareje Bongak, Majrun bersama warga berupaya menyelematkan hutan sejak tahun 1990 dan berlangsung sampai sekarang.
Majrun menceritakan, jauh sebelum lembaganya ini berdiri. Tahun 1990 ia sudah menginiasiasi terbentuknya Kelompok Tani didesanya yang dinamai Kelompok Tani Gunung Jati. Kelompok tani ini kemudian berubah menjadi Gapoktan tahun 2005, dan tahun 2010, Gapoktan inilah yang menjadi Lembaga Asosiasi Mareje Bonga sampai sekarang.
Lembaga Asosiasi Mareje Bongak saat ini beranggotakan 836.000 KK se-kecamatan Praya Barat. Mereka tersebar dari Mangkung, Selong Belanak, Bonder, Kabul, Batu sampai Pandan Indah. Anggota-anggotanya inilah yang diberdayakan Majrun melalui beragam program seperti memanfaatkan lahan kosong untuk penanaman kayu Jati dan memberikan modal kepada masyarakat dengan sistim bagi hasil kayu.
Ada beberapa program yang terhitung sangat sukses dan menjadi poin lebihn yang didapati Majrun. Antara ia tercatat, tahun 1999 sampai tahun 2001 berhasil mengajak masyarakat menanam semua jenis kayu di area tanah kosong seluas dua hektar, tahun 2010-2011 ia berhasil lagi mengajak masyarakat menanam di 3 hektar lahan kosong dan juga keberhasilannya mengorganisir kelompokdengan membentuk koperasi hutan.
“Kayu yang ditanam tahun 1999 rata-rata sudah panen, masing-masing kelompok berhasil menjual kayu mereka antara 40 sampai 50 juta” katanya.
Untuk menefektifkan kinerjanya ini, Majrun saat ini telah mendirikan 13 koperasi hutan yang di selenggarakan oleh masing-masing desa se Kec. Praya Barat. Melalui kelompok-kelompok koperasi inilah Majrun dengan mudah menggerakkan berbagai program dan kampanye pelestarian dan penghijaun hutan. Selamat Pahlawan Hutan Dari Mareje.[AJ/MTR]