Tabayyunews - Kebutuhan madu dalam negeri (nasional) masih sangat besar yang mencapai 50 ton setiap tahunnya. Sementara yang mampu dipenuhi hanya 10-15 ton pertahun. Untuk itu, diharapkan madu Sumbawa bisa dihasilkan lebih besar lagi.
Harapan tersebut disampaikan Menteri Kehutanan (Menhut) RI, Dr. Zulkifli Hasan, S.E, M.M, saat melepas pengiriman satu ton madu Sumbawa, di Olat Maras, Batu Alang, Minggu (11/11).
Pengiriman satu ton madu Sumbawa ditandai dengan pengguntingan pita dan memecahkan kendi di depan mobil pengangkut madu. ‘’Kita butuh satu tahun madu itu, kira-kira 50 ton. Sementara dari Sumbawa ini baru satu ton saja. Untuk itu saya dukung penuh,”katanya.
Dengan adanya bantuan untuk tempat riset dan lainnya. diharapkan Sumbawa dapat mengirimkan lebih dari satu ton. Apalagi madu Sumbawa atau NTB ini sudah menjadi budaya, atau bisa dikatakan menjadi pekerjaan sehari-hari masyarakat setempat. Untuk itu, dengan dukungan Kemenhut, perbankan, kampus, dan lainnya, hal ini bisa didorong secara bersama-sama. “Saya yakin, ke depan bisa lima ton, tujuh setengah ton, bahkan lebih. Hingga pada saatnya, 50 persen kebutuhan kita itu dapat didukung dari Sumbawa dan NTB,’’ harapnya.
Fasilitator Jaringan Madu Hutan Sumbawa (JMHS), yang juga Kepala KPH Batu Lante, Julmansyah, S.Hut, berharap kesediaan Menhut melepas pengiriman madu dari Sumbawa dapat memberikan motivasi baru bagi pengembangan madu di Sumbawa secara lebih serius. Pihaknya kini juga sedang berupaya mengekspor madu dengan mencari vendornya. “Kami berharap CSR perusahaan lain, yang basisnya di kawasan hutan dapat secara bersama-sama menyelamatkan dan mengembangkan madu sebagai ikon Sumbawa ini,” harap Julmasyah.
Dijelaskannya, pengiriman satu ton madu ini, sebagai bagian dari kontrak JMHS yang mengirimkan empat ton madu dalam tahun ini dengan Dian Niaga Jakarta. Dian Niagalah yang yang kemudian mensuplai ke peusahaan-perusahaan besar. Madu yang dikirimkan tersebut berasal dari sejumlah wilayah di Sumbawa yang masuk dalam jaringan JMHS. Seperti madu dari Kecamatan Empang, Ropang, Batu Lante, Unter Iwis, Pulau Moyo, Moyo Utara, Moyo Hilir, Moyo Hulu, dan Lenagguar. (arn)
SUMBER : Suara NTB