Berubah-ubahnya versi dapodikmen mulai dari 8.1.0, dapodikmen 8.1.1, dapodikmen 8.1.2 hingga yang terbaru dapodikmen 8.1.3 membuat sebagian operator sekolah SMK di Janapria mengeluh. Pasalnya, perubahan-perubahan itu seringkali tidak dilakukan dengan pemberitahuan resmi sekaligus upaya pembimbingan tekhnis yang dilakukan langsung oleh pihak pendidikan dan kebudayaan Lombok tengah.
Operator sekolah SMK Islam Sirajul Huda Paok Dandak, Herman misalnya mengaku pusing dengan adanya perubahan ini. Ia menjelaskan, seringnya perubahan terjadi, membuat dirinya sebagai operator harus berjibaku melakukan singkronisasi atau update setiap kali ada perubahan versi.
"Terus terang kami bingung, misalnya sekarang dari Dapodik 8.1.2 harus update ke 8.1.3 setelah kami update banyak yang missing lagi contohnya tidak bisa merubah status kurikulum rombel" Tegasnya.
Memang setelah perubahan dari 8.1.2 ke 8.1.3 diknas mengharuskan semua sekolah agar kembali mengatur kurikulum rombel dengan Kurikulum KTSP bukan lagi Kurikulum 2013 baru bisa di singkronisasi kembali. Namun, karena tidak adanya menu merubah versi kurikulum ini, jadinya dapodikmen Missing Update atau adanya data yang belum sesuai.
Tidak hanya Herman, operator SMK Ulul Azmi Batu Belek Janapria, Adi mengaku serupa. Setelah melakukan Update, ia tak bisa merubah status kurikulumnya sehingga saat ini ia belum bisa melakukan singkronisasi kembali untuk mengirimkan update terbaru sekolahnya.
"Semua kelas kami masih menggunakan kurikulum 2013, jadi missing semua" Tegasnya.
Layanan Konsultasi Online
Sementara itu kepala sekolah SMK Islam Sirajul Huda, Suhaili, S. PdI, M. Si mengatakan, tidak adanya bimbingan tekhnis langsung via online menyebabkan persoalan-persoalan seperti ini tidak mudah terpecahkan.
"Seharusnya karena operator ini kerjanya online, dinas dapat berkomunikasi dua arah dengan para operator melalui online juga, sehingga hal-hal tekhnis seperti ini tak perlu mereka ke Diknas dan cukup memperbaikinya dari sekolah" Ungkap suhaili.
Diakuinya, saat ini memang, Dikmen Lombok tengah telah membuat sebuah grop di social media Facebook untuk berkomunikasi dengan operator, tapi menurut pengakuan operator sekolahnya sendiri, group itu tidak teralu aktif, karena adminnya hanya satu orang dan banyak pertanyaan dan keluhan yang tidak bisa ditanggapi cepat.
"Operator kami mengeluh, pertanyaan dan keluhan mereka tidak ditanggapi, sehingga mereka mengaku bingung" Ungkap Suhaili.
Kedepan menurutnya, jika memang komunikasi Dinas dengan operator melalui Group Facebook tersebut, agar lebih aktif dan tidak hanya 1 adminnya biar semua masalah tekhnis terkait dapodik ini cepat terselesaikan. []