Islam Nusantara mengemuka ke publik praksis setelah dilaksananakannya Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) yang ke 33 di Jombang Jawa Timur. Istilah ini membangkitkan kesadaran publik pada identitas islam Indonesia yang ramah, toleran dan anti kekerasan. Hal tersebut disampaikan TGH. Subki As Sasaki saat menjadi pembicara dalam seminar sehari yang diadakan Yayasan Pondok Pesantren Sirajul Huda Paok Dandak Desa Durian Kecamatan Janapria Lombok Tengah pada Sabtu (5/11) kemarin.
Lebih lanjut Subki menjelaskan, maraknya aksi kekerasan yang dilakukan islam radikal dikhawatirkan akan menimbulkan disintegrasi sosial dan disharmoni ditengah masyarakat. Padahal jika ditilik sejarahnya, islam masuk ke Indonesia berlangsung secara damai dan melalui proses akulturasi budaya yang lama. Hal ini terbukti dengan beragamnya cara pengislaman yang dilakukan Wali Songo di Nusantara.
“Tidak ada wali songo yang menyebarkan islam dengan kekerasan, mereka berdamai dengan budaya” Tegas sasaki.
Karena itu, Islam Nusantara inilah yang disebut Allah sebagai Islam Rahmatan Lil Alamin. Islam yang menebar rahmat bukan islam yang menebar kebencian.
Sementara itu Yusuf Tantowi, peneliti Lembaga Studi Kemanusiaan Mataram yang juga menjadi pembicara dalam seminar itu mengatakan, infiltrasi Islam Wahabi ke Indonesia sebenarnya menjadi akar utama munculnya gerakan islam radikal disebabkan pemahaman wahabi yang cenderung lebih ekslusif tentang islam. Wahabi memahami misalnya tentang tradisi tahlilan, ziarah kubur dan lain sebagainya sebagai bid’ah, sementara kegiatan-kegiatan tersebut sudah sejak lama berbaur dengan masyarakat dan telah menjadi tradisi yang menyatu dengan islam.
“Saya meneliti beberapa daerah, ternyata, faktornya adalah ada sikap ekslusifisme yang dibawa dan mengharamkan serta membid’ahkan banyak hal yang sebenarnya sangat multitafsir dalam islam” Ujarnya.
Lanjut Yusuf, tahlilan, Ziarah kubur dan lain sebagainya justru menjadi ciri khas islam nusantara, dalam tanda kutif islamnya ahlussunnah wal jama’ah dan menjadi tradisi baik dan perlu dipertahankan.