Iklan

Iklan

HFZ Dorong Ubah Paradigma Promosi Wisata, Dari Konvensional ke Digital

Ahmad Jumaili
Wednesday, April 25, 2018, 1:58:00 AM WIB Last Updated 2018-04-24T18:00:32Z
helmy-faishal-wisata
Tabayyunews.com - Helmy Faishal Zaini (HFZ), Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi X Dapil NTB dari Fraksi PKB mendorong masyarakat dan pemerintah merubah paradigma promosi wisata dari konvensional menjadi digital.

Hal itu ditegaskan Helmy saat menjadi pembicara dalam acara Sosialisasi Digital Destinasi di Desa Wisata yang diselenggarakan oleh Asisten Deputi Destinasi Pengembangan Destinasi Regional III Kementerian Pariwisata Republik Indonesia di Pasar Pancingan Desa Bilebante, Pringgarata Lombok Tengah, Selasa (24/4/2018).

Helmy menegaskan, perubahan paradigma ini sangat penting karena kita sudah memasuki era paperless dimana kertas sudah tidak efektif lagi digunakan sebagai media promosi. Saat ini tambahnya, manusia sudah beralih ke media digital terutama Internet dan smartphone.

“Ini karena saya masih menyaksikan, dibeberapa tempat masih ada yang melakukan promosi melalui buku wisata, brosur atau famplet, walaupun itu perlu tetapi promosi melalui media digital untuk saat ini jauh lebih efektif” Tegasnya.

Penelitian membuktikan, promosi melalui Instagram, facebook, twitter, Path, Pinterest dan lain-lain lebih efektif mendatangkan wisatawan ke sebuah destinasi wisata, baik wisatatan dalam local maupun Internasional.

“Saya contohkan desa wisata bilebante ini, dulu saya upload foto-foto Bilebante dengan sedikit caption saja, saya juga buat Vlog tentang Bilebante, dampaknya luarbiasa sampai salah seorang teman saya dari Turki beberapa waktu lalu akhirnya penasaran dan berkunjung kesini” Ungkap Helmy

Karena itu, Helmy mengajak kementerian pariwisata mendorong semua destinasi wisata agar aktif di sosial media mempromosikan destinasi wisata masing-masing melalui digital.

“Kementerian Pariwisata perlu didorong memliki akun khusus, bahkan jika perlu dibelikan follower yang berasal dari luar negeri, itu gak apa-apa” Ungkapnya.

Setelah memiliki akun khusus, kementerian perlu mengadakan pelatihan untuk admin yang mengelola promosi di sosial media ini.

“Bilebante misalnya harus punya Tim admin khusus untuk mempromosikan kulinernya, wisata alamanya, kerajinannya, wisata alamnya dan bagian-bagian lainnya, ini digarap secara khusus dan rapih sehingga efektif” tandasnya.

Perlu Kesadaran Kolektif

Tidak hanya pemerintah, masyarakat juga menurut HFZ perlu kesadaran kolektif untuk memajukan pariwisata kita. Caranya dengan bersama-sama membuat konten yang menceritakan kebaikan bagi destinasi wisata masing-masing.

“Yang sederhana-sederhana saja, ambil foto atau video yang bagus lalu bikin caption yang menarik, posting selesai. Apalagi jika anda tambahkna sebuah hastag” Anjurnya.

Bagaimana dengan yang belum bisa membuat konten? HFZ menyarankan, lakukan retweet atau repost, like dan komentari postingan yang dimiliki admin desa wisata atau pemerintah.

“Jika kita like, maka para follower kita semua akan mendapatkan status kita itu di halaman explore atau kronologinya. Ini artinya satu like atau satu coment akan sama bernilainya dengan satu konten postingan tentang informasi yang sama” terangnya.

Fokus ke Satu Destinasi dalam Lima Tahun

HFZ mengusulkan, pemerintah perlu juga memfokuskan garapan wisatanya ke satu daerah yang akan digarap dan dikembangkan. Dalam satu tahun, pemerintah cukup menargetkan 5 destinasi wisata saja.

“Dalam 5 tahun kepemimpinan nasional, pemerintah bisa targetkan 5 destinasi, misalnya, tahun pertama Visit To Lombok, tahun kedua Visite to Nias, tahun ketiga Visit To Ambondan seterusnya”.

Kenapa ini perlu dilakukan? Karena focus pengembangan akan menyelesaikan persoalan pariwisata dari hulu hingga hilirnya, penguatan stakeholdernya, pembangunan sarana dan prasarananya. Hal tersebut, bisa direncanakan oleh pemerintah dengan baik.

“Jika ini dilakukan, maka destinasi-destinasi baru akan berhasil dibangun dan di berdayakan, akhirnya, pariwisata tidak tidak itu-itu saja” Ungkapnya.
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • HFZ Dorong Ubah Paradigma Promosi Wisata, Dari Konvensional ke Digital

Terkini

Topik Populer

Iklan