Bima-Tabayyunews.id-Kondisi infrastruktur jalan dibeberapa desa di Kecematan Donggo memilukan. Dibeberapa titik badan jalan berkubang-kubang menimbulkan keretakan yang luarbiasa.
Anandi Rezki Mahasiswa kelahiran Desa Kala yang menempuh pendidikan di Kota Mataram menuturkan kondisi jalan di Desa Kala, O'o dan Ndano Nae mengalami pembekakakan yang serius.
"Saya menyaksikan sendiri, kerusakan jalan tersebut. Setiap tahun terjadi penambahan kerusakan, artinya setiap tahun jalan itu dibiarkan Pemerintah Daerah," ujarnya, saat dikonfirmasi wartawan, sabtu malam, (25/4) via whatsapp.
Menurut Anandi, kerusakan infrastruktur jalan mengalami pembengkakan karena bungkamnya Pemerintah Daerah.
"Di Desa O'O dan Kala jalan rusak telah bertahun-tahun. Kubangan-kubangan dan bebatuan begitu telanjang dipermukaan. Ini bukti diskriminasi pembangunan belum dihentikan. Bima Ramah itu dimana?" sentilnya.
Baca Juga: Membanggakan Mariati Wakili NTB di Tingkat Nasional
Sementara Muammar Adfal, pemuda kelahiran Desa Mpili mengaku heran dengan Pemerintah Daerah.
"Saya dapat informasi, jalan itu pernah dilewati Bupati Bima, saat mengunjungi Donggo beberapa waktu lalu. Tidak kah Bupati melihat langsung kondisi jalan itu," kritiknya.
Menurut mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Suku Donggo Mataram (Himasdom) itu setiap tahun APBD digelontorkan untuk peningkatan, rehabilitasi, dan perawatan infrastruktur.
"Jangankan direhab, dirawat, diperhatikan saja enggan. Bila ada kan, tentu kondisi jalan itu tak seburuk itu," imbuhnya.
Dia menambahkan, setelah Corona Virus selesai, pembengkakan infrastruktur di Donggo harus diselesaikan.
"Pemda tidak boleh lama-lama tutup mata dan tutup telinga. Setelah pendemi Corona selesai jalan itu mesti dibenahi. Tolong jangan seret pembangunan mengikuti logika pilkada, masyarakat Donggo berhak mendapatkan keramahan pemerintah," pintanya.(**)
Anandi Rezki Mahasiswa kelahiran Desa Kala yang menempuh pendidikan di Kota Mataram menuturkan kondisi jalan di Desa Kala, O'o dan Ndano Nae mengalami pembekakakan yang serius.
"Saya menyaksikan sendiri, kerusakan jalan tersebut. Setiap tahun terjadi penambahan kerusakan, artinya setiap tahun jalan itu dibiarkan Pemerintah Daerah," ujarnya, saat dikonfirmasi wartawan, sabtu malam, (25/4) via whatsapp.
Menurut Anandi, kerusakan infrastruktur jalan mengalami pembengkakan karena bungkamnya Pemerintah Daerah.
"Di Desa O'O dan Kala jalan rusak telah bertahun-tahun. Kubangan-kubangan dan bebatuan begitu telanjang dipermukaan. Ini bukti diskriminasi pembangunan belum dihentikan. Bima Ramah itu dimana?" sentilnya.
Baca Juga: Membanggakan Mariati Wakili NTB di Tingkat Nasional
Sementara Muammar Adfal, pemuda kelahiran Desa Mpili mengaku heran dengan Pemerintah Daerah.
"Saya dapat informasi, jalan itu pernah dilewati Bupati Bima, saat mengunjungi Donggo beberapa waktu lalu. Tidak kah Bupati melihat langsung kondisi jalan itu," kritiknya.
Menurut mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Suku Donggo Mataram (Himasdom) itu setiap tahun APBD digelontorkan untuk peningkatan, rehabilitasi, dan perawatan infrastruktur.
"Jangankan direhab, dirawat, diperhatikan saja enggan. Bila ada kan, tentu kondisi jalan itu tak seburuk itu," imbuhnya.
Dia menambahkan, setelah Corona Virus selesai, pembengkakan infrastruktur di Donggo harus diselesaikan.
"Pemda tidak boleh lama-lama tutup mata dan tutup telinga. Setelah pendemi Corona selesai jalan itu mesti dibenahi. Tolong jangan seret pembangunan mengikuti logika pilkada, masyarakat Donggo berhak mendapatkan keramahan pemerintah," pintanya.(**)