Mempersiapkan musim tembakau yang akan segera datang, para petani
khususnya yang mempunyai oven tembakau sudah menstok kayu bakar untuk proses
pengopenan sejak dua bulan terakhir. Dari pengamatan yang dilakukan TabayyuNews
di rumah-rumah warga di Kecamatan Janapria dan Kopang, kayu-kayu yang dipersiapkan untuk pengopenan ini sudah menumpuk
di halaman-halaman rumah mereka. Rata-rata mereka telah menstok paling sedikit
2 truk hingga 10 Truk kayu bakar.
Nuruddin, salah seorang petani asal Pendem Janapria mengaku sudah
menstok 5 Truk untuk persiapan oven tembakaunya. Bahkan Hartono, seorang petani
yang rumahnya tak jauh dari sekretariat TabayyuNews juga mengaku sudah menstok
7 Truk kayu bakar.
Ditengah munculnya kekhawatiran banyak pihak terkait berkurangnya
jumlah hutan lindung dan terjadinya ilegal
loging (pembalakan liar) di NTB karena kayu banyak ditebang untuk proses
pengopenan tembakau, para Petani ini mengaku tak tahu menahu. Bahkan sebagian
mereka mengaku tidak peduli darimana datangnya kayu-kayu tersebut.
“Kami hanya membeli,
soal apakah mereka melakukan penebangan liar atau menebang hutan kami tidak
tahu menahu” Ungkap Nuruddin.
Salah seorang sopir truk pengangkut kayu bakar yang tak
ingin namanya dipubikasikan menginformasikan, kayu-kayu bakar tersebut rata-rata
diambil dari hutan-hutan di kawasan Lombok Barat dan Lombok Timur.
Dilematis karena
Harga Minyak Tanah terlalu Tinggi
Sebagian warga mengaku, mereka menyadari jika pengovenan tembakau dengan kayu ini berpotensi
merusak ekosistem hutan di NTB karena rata-rata yang mereka beli adalah kayu
hutan lindung. Namun disisi lain mereka mengaku dilematis ditengah harga minyak
tanah yang melangit.
“Ini satu-satunya pilihan yang paling murah yang bisa kita gunakan
untuk proses pengeringan tembakau karena Harga Minyak Tanah sangat tinggi”.
Demikian aku Nuruddin saat mengomentari pernyataan TabayyuNews ini. [Jhellie]