Tak seperti biasa, Sekretariat Kampung Media At Tabayyun Janapria yang biasanya sepi, sore itu terlihat ramai. Di depan sekretariat kecil ukuran 1x1 itu, dua orang laki-laki berbadan jangkung dan seorang perempuan cantik terlihat sibuk sedang mengambil gambar aktifitas orang-orang di sekretariat itu. Mereka adalah Tim Telaga Kreativ Production dan Team dari Program " Meraih Akses Menggapai Dunia " Di Metro TV. Mereka datang jauh-jauh dari Jakarta untuk meliput aktifitas kampung media At Tabayyun dan akan di tampilkan dalam acara akses menuju dunia di Metro TV. (Info! Akan Tayang Tanggal 13 Mei Pukul 15.00 WIB di Metro TV)
Program "Akses Menuju Dunia" adalah program kerjasama antara Metro TV dan Kementrian Komunikasi dan Informatika yang ditayangkan setiap hari miggu jam 15.00 siang.
Fairuz Zabadi, Koordinator kampung media NTB yang juga hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, kegiatan ini adalah bagian dari sosialisasi Kominfo terkait keberadaan kampung media di NTB yang merupakan satu-satunya di Idonesia.
Selain itu, Kampung Media ini juga menjadi sample aktifitas warga setelah Janapria di tetapkan menjadi desa Informasi 2012 oleh Menkominfo Tifatul Sembiring beberapa waktu lalu.
Ketua KM Tabayyun, Ahmad Jumaili, S, Pd dalam kesempatan itu menyatakan terimakasih kepada Metro TV dan Kominfo karena telah mengunjungi desanya.
Dalam skenario film yang dibuat selama dua hari tersebut, Ahmad Jumaili dan seorang Warga Pengerajin Ketak bernama Ibu Husnaini dijadikan Tokoh utama.
Ibu Husnaini adalah seorang perempuan yang ditinggal suaminya ke Malaysia dan pekerjaan adalah mengayam ketak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun karena keterbatasan informasi, pemasaran dan produksi yang dilakukannya tak banyak menghasilakan uang. Dalam sehari, Ibu Hus hanya bisa menghasilkan uang dari pekerjaannya sebesar 2 Ribu Rupiah. Disinilah, kampung Media At Tabayyun berupaya memfasilitasinya untuk mensosialisasikan hasil kerajinan ibu Hus melalui Internet. Ibu Hus diajari mengenal internet dan meng-upload foto-foto hasil kerajinannya sehinggga dapat diakses dan dikenal oleh masyarakat luar.
Ibu Husnaini juga mengakui, selama ini masyarakat pengerajin Rotan dan Ketak seperti dirinya di kawasan Janapria dan Praya Timur khususnya sentra kerajinan Beleka, sangat kekurangan akses ke luar, sehingga ia terpaksa menjual hasil kerajinannya ke pengumpul dengan harga yang sangat murah dan pengumpul yang nantinya menjualnya ke pasar lebih besar (Khususnya Bali dan Luar Negeri) tentu saja dengan harga yang lebih mahal.
Ibu Husnaini berharap, dengan diangkatnya profil dirinya oleh Metro TV, kedepan pemerintah memberikan perhatian khusus kepada pengerajin ketak di NTB seperti dirinya. dengan begitu ia akan bisa lebih mudah memasarkan ketak dan bisa dihargai lebih mahal. [Ughex]
Program "Akses Menuju Dunia" adalah program kerjasama antara Metro TV dan Kementrian Komunikasi dan Informatika yang ditayangkan setiap hari miggu jam 15.00 siang.
Fairuz Zabadi, Koordinator kampung media NTB yang juga hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, kegiatan ini adalah bagian dari sosialisasi Kominfo terkait keberadaan kampung media di NTB yang merupakan satu-satunya di Idonesia.
“Dipilihnya KM Tabayyun karena mereka (Metro TV) menganggap ini salah satu Kampung Media yang cukup eksis dan menarik dijadikan peatures”. Ungkapnya.
Selain itu, Kampung Media ini juga menjadi sample aktifitas warga setelah Janapria di tetapkan menjadi desa Informasi 2012 oleh Menkominfo Tifatul Sembiring beberapa waktu lalu.
Ketua KM Tabayyun, Ahmad Jumaili, S, Pd dalam kesempatan itu menyatakan terimakasih kepada Metro TV dan Kominfo karena telah mengunjungi desanya.
“Sesungguhnya kami bukanlah yang terbaik, cuman kebetulan saja, KM Tabayyun berada di Janapria yang sudah dijadikan Menkominfo sebagai desa Informasi” Katanya.
Dalam skenario film yang dibuat selama dua hari tersebut, Ahmad Jumaili dan seorang Warga Pengerajin Ketak bernama Ibu Husnaini dijadikan Tokoh utama.
Ibu Husnaini adalah seorang perempuan yang ditinggal suaminya ke Malaysia dan pekerjaan adalah mengayam ketak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun karena keterbatasan informasi, pemasaran dan produksi yang dilakukannya tak banyak menghasilakan uang. Dalam sehari, Ibu Hus hanya bisa menghasilkan uang dari pekerjaannya sebesar 2 Ribu Rupiah. Disinilah, kampung Media At Tabayyun berupaya memfasilitasinya untuk mensosialisasikan hasil kerajinan ibu Hus melalui Internet. Ibu Hus diajari mengenal internet dan meng-upload foto-foto hasil kerajinannya sehinggga dapat diakses dan dikenal oleh masyarakat luar.
“Ini sesuatu yang ideal ditengah susahnya masyarakat memasarkan produknya sendiri” Kata Ahmad Jumaili.
Ibu Husnaini juga mengakui, selama ini masyarakat pengerajin Rotan dan Ketak seperti dirinya di kawasan Janapria dan Praya Timur khususnya sentra kerajinan Beleka, sangat kekurangan akses ke luar, sehingga ia terpaksa menjual hasil kerajinannya ke pengumpul dengan harga yang sangat murah dan pengumpul yang nantinya menjualnya ke pasar lebih besar (Khususnya Bali dan Luar Negeri) tentu saja dengan harga yang lebih mahal.
“Tenaga serta biaya yang harus kami keluarkan tidak seimbang dengan harga yang kami dapatkan”. Aku Ibu Us.
Ibu Husnaini berharap, dengan diangkatnya profil dirinya oleh Metro TV, kedepan pemerintah memberikan perhatian khusus kepada pengerajin ketak di NTB seperti dirinya. dengan begitu ia akan bisa lebih mudah memasarkan ketak dan bisa dihargai lebih mahal. [Ughex]