Melalui salah seorang staff-nya di Program World Food Program bernama Ani, Selasa
kemarin (1/5), Yayasan Swadaya Masyarakat (YSM) Mataram, melakukan klarifikasi terkait
pemberitaan TabayyuNews, berjudul "Warga Antusias Mengikuti Program Work For Food (WFF)". Ani menemui langsung koordinator TabayyuNews di sekretariat TabayyuNews yang berlokasi di Dusun Paok Dandak Desa Durian Kecamatan Janapria Kab. Lombok Tengah.
Salah satu yang menjadi bahan klarifikasinya adalah, istilah yang digunakan dalam berita tersebut keliru. Di Blog Tabayyunews tertulis Work For Food dan yang benar adalah World Food Program atau disingkat WFP. Kesalahan istilah tersebut menurut Ani sangat fatal karena akan berpengaruh pada pemahaman masyarakat yang membacanya.
Salah satu yang menjadi bahan klarifikasinya adalah, istilah yang digunakan dalam berita tersebut keliru. Di Blog Tabayyunews tertulis Work For Food dan yang benar adalah World Food Program atau disingkat WFP. Kesalahan istilah tersebut menurut Ani sangat fatal karena akan berpengaruh pada pemahaman masyarakat yang membacanya.
Hal lain yang diklarifikasi adalah, luas lahan yang menjadi
area program WFP bukanlah 100 Hektar seperti yang tertulis di TabayyuNews. Yang
benar, di Desa Durian hanya terdapat 40 Hektar lahan yang dibagi pada dua dusun
yakni dusun Paok Dandak dan Dusun Durian.
Ani menambahkan, klarifikasi tersebut dilakukan karena salah
seorang atasannya di Jakarta yang langsung menangani Program ini meneleponnya
setelah membaca berita tersebut di TabayyuNews.
Koordinator TabayyuNews Ahmad Jumaili, ketika dimintai
penjelasannya terkait berita tersebut mengatakan, berita itu ditulis oleh
Kontributor TabayyuNews yang kebetulan sedang berada di lokasi kegiatan dan
mengambil gambar kegiatan terasering padat karya pada medio April Bulan lalu
tersebut.
“Berita itu belum sempat di edit karena saya lihat sudah terposting” Katanya.
Jumaili menjelaskan, kontributor
TabayyuNews memang tersebar di seluruh desa di Kecamatan Janapria dan Kopang.
Sehingga proses penulisan berita dan opini, langsung di kirimkan atau di
posting oleh kontributornya ke blog TabayyuNews.
Jumaili mengaku sudah memberitahukan kepada kontributor yang
menulis berita itu terkait klarifikasi dari WFP. Kontributornya memberikan alasan
masalah yang dihadapi kala itu adalah kesulitan mendapatkan narasumber dari WFP
sendiri.
“Saat menulis berita, mereka sudah mencari pihak YSM dan WFP
di kantor desa namun tidak ada, makanya dia mewawancarai Staff Desa dan ternyata informasi dari staff desa tersebut belum valid benar” Katanya
menjelaskan.
“Saya secara organisasi dan pribadi serta kontributor TabayyuNews yang lain meminta maaf kepada WFP dan YSM atas kesalahan pemberitaan ini” katanya.
Diakhir pembicaraan, Jumaili menyampaikan terima kasih
kepada WFP dan YSM yang sudah melakukan klarifikasi ini. Karena menurutnya, dengan klarifikasi seperti ini TabayyuNews bisa belajar lebih banyak lagi terutama bagi para Kontributor.
Jumaili juga mengaku senang, karena klarifikasi seperti ini menunjukkan ada kepedulian dan perhatian masyarakat terhadap TabayyuNews.
Jumaili juga mengaku senang, karena klarifikasi seperti ini menunjukkan ada kepedulian dan perhatian masyarakat terhadap TabayyuNews.
"Di dunia demokrasi, penting dimaklumi, bahwa setiap narasumber dan pihak-pihak yang merasa dirugikan oleh pemberitaan sebuah media, media apapun itu, termasuk TabayyuNews memiliki hak jawab. Hak jawab ini penting sekali, sebab media itu bukan malaikat yang selalu benar, adakalanya tidak check and ballance sehingga menimbulkan salah faham bahkan fitnah. Ini adalah pembelajaran demokrasi yang nyata” Demikian Jelas Jumaili menutup pembicaraannya. [Ugex/TabayyuNews]