Kampung Media At Tabayyun Janapria Lombok Tengah mendapatkan kehormatan menghadiri kegiatan evaluasi Tabloid Komunika yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) di Batam, 17-19 Maret dua pekan lalu.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Direktur Jenderal informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, semua awak redaksi tabloid komunika, pengamat media Daru Priyambodo dari Majalah Tempo, Saiful Zaman motivator SDM dan Dua orang pembaca Tabloid tersebut yakni Ahmad Darwis dari Kalimantan selatan dan Ahmad Jumaili dari Lombok Nusa Tenggara Barat.
Daru Priyambodo memberikan evaluasi dan kritiknya yang tajam pada perwajahan Komunika yang masih terkesan kaku dan kurang tertata. Menunutnya, komunika selama ini kerapkali membuat cover yang justru tidak sesuai dengan isi. Cover tidak membuat jendela informasi yang memadai sehingga pembaca seringkali tidak tertarik, padahal cover dalam sebuah majalah atau bulletin berguna sebagai pemancing pembaca agar mau membaca keseluruhan bulletin itu.
“Jendela informasinya kurang, tata lek sering kosong tanpa teks atau malah teksnya kebanyakan” kritik Daru Priyambodo yang juga redaktur media online tempo.co ini.
Ia juga menyoroti tidak fokusnya isu-isu yang dibangun komunika, kesesuaian Judul dan isi, serta tata letak gambar yang masih asal-asalan. Walaupun demikian, Daru juga memberikan apresiasi yang luar biasa pada komunika karena dengan semangat yang tinggi Komunika mampu berbenah lebih baik dibandingkan penerbitan tahun-tahun sebelumnya.
“kami bangga sama bapak ibu semua, ditengah kesibukan tugas anda bekerja seperti ini” Puji Daru.
Sementara itu, Editor Tabloid komunika Nursodik Gunardja mengatakan, Komunika kedepan harus banyak berbenah. Persoalan pemberitaan dan judul-judul yang memikat serta desain yang bagus belum maksimal dilakakukan karena semua awak Komunika tak ada pendidikan jurnalis.
“Kami semuanya tak ada yang basic jurnalis, sehingga kami perlu banyak belajar pada wartawan-wartawan senior seperti pak Daru” Ujarnya
Kegiatan ditutup dengan pemberian materi motivasi khusus SDM oleh motivator kawakan Saiful Zaman. Dalam sesi ini, para peserta diajak membuat TIM yang solid, saling menghargai dan saling memotivasi agar kinerja di penerbitan yang akan datang lebih baik lagi.
Keterlibatan Masyarakat
Sementara itu ditemui sepulang menghadiri acara tersebut, Ahmad Jumaili, menjelaskan, panitia meminta pandangannya tentang kualitas konten dan perwajahan buletin yang digarap pemerintah itu. Dikatakannya, sebagai pembaca awam, tabloid tersebut sudah sangat bagus, banyak liputannya yang inspiratif namun masih perlu diperbanyak halaman dalam segmen liputannya.
“Buletin ini sudah sangat bagus, tapi perlu pengemasan isu yang baik agar mengakomodir juga kepentingan pembaca-pembaca di luar daerah” Tegas Jumaili.
Untuk mensiasati hal tersebut, Jumaili mengusulkan agar di masing-masing daerah Komunika memiliki kontributor tetap. Disamping mengurangi cost, juga liputan bisa dilakukan secara mendalam karena dilakukan orang lokal yang lebih faham lokasi.
Kehadiran Tabayyun memberi inspirasi pada tim redaksi komunika dan Kepala Kementerian Kominfo Sadjan. Karena diantara banyak program kominfo, penyebaran informasi ditengah masyarakat sudah dilakukan Tabayyun secara mandiri tanpa mantuan pemerintah.
“Kerja-kerja Tabayyun seperti membuat Koran Desa Gratis adalah bentuk nyata partisipasi masyarakat dalam memberikan informasi pada publik” Ujar Sadjan. Ditambahkan Sadjan, apalagi didukung dengan adanya penerbitan-penerbitan pemerintan seperti Tabloid Komunika, Jurnal dan lain sebagainya yang ternyata juga ikut membantu komunitas-komunitas kecil di pedesaan untuk membaca.
“Kita bersyukur, kedepan kita akan tambah lagi, kalo perlu semua kampung media di NTB kita suplay Komunikan, minta alamatnya” Kata Sadjan.[]
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Direktur Jenderal informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, semua awak redaksi tabloid komunika, pengamat media Daru Priyambodo dari Majalah Tempo, Saiful Zaman motivator SDM dan Dua orang pembaca Tabloid tersebut yakni Ahmad Darwis dari Kalimantan selatan dan Ahmad Jumaili dari Lombok Nusa Tenggara Barat.
Daru Priyambodo memberikan evaluasi dan kritiknya yang tajam pada perwajahan Komunika yang masih terkesan kaku dan kurang tertata. Menunutnya, komunika selama ini kerapkali membuat cover yang justru tidak sesuai dengan isi. Cover tidak membuat jendela informasi yang memadai sehingga pembaca seringkali tidak tertarik, padahal cover dalam sebuah majalah atau bulletin berguna sebagai pemancing pembaca agar mau membaca keseluruhan bulletin itu.
“Jendela informasinya kurang, tata lek sering kosong tanpa teks atau malah teksnya kebanyakan” kritik Daru Priyambodo yang juga redaktur media online tempo.co ini.
Ia juga menyoroti tidak fokusnya isu-isu yang dibangun komunika, kesesuaian Judul dan isi, serta tata letak gambar yang masih asal-asalan. Walaupun demikian, Daru juga memberikan apresiasi yang luar biasa pada komunika karena dengan semangat yang tinggi Komunika mampu berbenah lebih baik dibandingkan penerbitan tahun-tahun sebelumnya.
“kami bangga sama bapak ibu semua, ditengah kesibukan tugas anda bekerja seperti ini” Puji Daru.
Sementara itu, Editor Tabloid komunika Nursodik Gunardja mengatakan, Komunika kedepan harus banyak berbenah. Persoalan pemberitaan dan judul-judul yang memikat serta desain yang bagus belum maksimal dilakakukan karena semua awak Komunika tak ada pendidikan jurnalis.
“Kami semuanya tak ada yang basic jurnalis, sehingga kami perlu banyak belajar pada wartawan-wartawan senior seperti pak Daru” Ujarnya
Kegiatan ditutup dengan pemberian materi motivasi khusus SDM oleh motivator kawakan Saiful Zaman. Dalam sesi ini, para peserta diajak membuat TIM yang solid, saling menghargai dan saling memotivasi agar kinerja di penerbitan yang akan datang lebih baik lagi.
Keterlibatan Masyarakat
Sementara itu ditemui sepulang menghadiri acara tersebut, Ahmad Jumaili, menjelaskan, panitia meminta pandangannya tentang kualitas konten dan perwajahan buletin yang digarap pemerintah itu. Dikatakannya, sebagai pembaca awam, tabloid tersebut sudah sangat bagus, banyak liputannya yang inspiratif namun masih perlu diperbanyak halaman dalam segmen liputannya.
“Buletin ini sudah sangat bagus, tapi perlu pengemasan isu yang baik agar mengakomodir juga kepentingan pembaca-pembaca di luar daerah” Tegas Jumaili.
Untuk mensiasati hal tersebut, Jumaili mengusulkan agar di masing-masing daerah Komunika memiliki kontributor tetap. Disamping mengurangi cost, juga liputan bisa dilakukan secara mendalam karena dilakukan orang lokal yang lebih faham lokasi.
Kehadiran Tabayyun memberi inspirasi pada tim redaksi komunika dan Kepala Kementerian Kominfo Sadjan. Karena diantara banyak program kominfo, penyebaran informasi ditengah masyarakat sudah dilakukan Tabayyun secara mandiri tanpa mantuan pemerintah.
“Kerja-kerja Tabayyun seperti membuat Koran Desa Gratis adalah bentuk nyata partisipasi masyarakat dalam memberikan informasi pada publik” Ujar Sadjan. Ditambahkan Sadjan, apalagi didukung dengan adanya penerbitan-penerbitan pemerintan seperti Tabloid Komunika, Jurnal dan lain sebagainya yang ternyata juga ikut membantu komunitas-komunitas kecil di pedesaan untuk membaca.
“Kita bersyukur, kedepan kita akan tambah lagi, kalo perlu semua kampung media di NTB kita suplay Komunikan, minta alamatnya” Kata Sadjan.[]