Lima anak perempuan desa Lantan
Batukliang Utara Lombok Tengah ini rata-rata berusia 12 tahun. Siang
itu, terlihat mereka begitu cekatan mengambil bebatuan yang terserak
di semak-semak. Batu-batu itu dikumpulkan kemudian diangkut
menggunakan embel dan dijual di pengumpul batu di desanya. Satu ember
besar itu mereka diongkos 1000 rupiah.
Marni, Siti, Odah, Erna dan Sapiyah
itulah nama lima anak hebat ini. Batu-batu yang sudah mereka
kumpulkan dan dijual itu, oleh pengumpul dijual lagi ke masyarakat
yang membutuhkan.
Hampir setiap hari sepulang sekolah,
anak-anak ini masuk hutan mencari batu. Upah yang mereka dapat,
mereka gunakan untuk biaya sekolah, belanja seharri-hari, bahkan ada
yang diberikan ke orang tuanya. Uniknya, mereka bekerja suka rela
bukan karena dipaksa orang tuanya
Amak Iin, orang tua dari Marni misalnya
mengatakan, Marni tak pernah di suruh angkut batu. Pekerjaan angkut
batu ini kemauan marni sendiri karena ikut teman-temannya.
“saya tak pernah suruh, itu
kemauannya sendiri” Ujar Amak Iin.
Memang pekerjaan amak iin yang hanya
buruh kebun kopi di desa Lantan tersebut tak bisa memenuhi kebutuhan
keluarga. Ia memiliki isteri dan tiga anak yang masih sekolah
termasuk marni. Penghasilannya yang pas-pasan hanya untuk makan
keluarga membuat 3 anaknya tak bisa bisa bersekolah.
“Kami angkat tangan, kalo mereka mau
sekolah ya harus mencari sendiri” Ujar Amak Iin pasrah.
Marni mengatakan, ia rata-rata
mendapatkan 100 ribu dalam sebulan. Itupun jika ia ambil batu setiap
hari. Yang seratus ribu itulah, 30 ribu ia tabung dan 70 ribu untuk
belanja bersama adiknya. Saat ini marni sudah kelas 2 madrasah
Tsanawiyah dan seluruh biaya sekolah mulai dari pakaian dan buku ia
beli sendiri dari tabungannya itu.
Odah, siti, Erna dan Sapiyah juga punya
cerita yang sama. Odah bahkan mulai mencari batu setelah ditinggal
bapaknya ke Malaysia kerja sebagai TKI. Dari segi keuangan, bapaknya
memang sering kirim uang, hanya saja banyak kebutuhan lain yang harus
ibunya pergunakan sehingga sekolahnya nyaris putus.
“Saya tidak dilarang, tidak juga
disuruh, tapi saya mau sekolah” Ujar cewek kecil bernama Raudhah
ini.