Disaat banyak orang sibuk ikut seleksi CPNS 2014, Amir Syarifuddin, S. Pd, sarjana lulusan Bahasa Inggris di IKIP Mataam ini mengaku enggan ikutan tes. Baginya, menjadi PNS bukan satu-satunya pekerjaan yang mejanjikan bagi dirinya. Karena itu ia tetap menyibukkan diri mengajar di SMK Swasta dekat rumahnya dan sehabis sekolah mengajak masyarakat membuat kerajinan tangan Lampion untuk hiasan kamar dan lampu tidur.
Berawal dari sebuah bola lampu terbuat dari balon udara yang dililit benang yang ia lihat di sebuah café di Kota Mataram, Amir kemudian terinspirasi bereksperimen membuat lampion serupa tapi berbahan bambo.
“Saya fikir waktu itu, menarik kalo ini kita buat dari bamboo karena akan kelihatan lebih unik” cerita Amir tentang fikirannya kala itu.
Sesampai dirumah Amirpun mencoba membuat ulatan bambo berbentuk bulat dan diberikan penyangga kayu dibawahnya sehingga terbentuk seperti lampion. Ulatan itu kemudian dibuatkannya kepiting bohlam lampu didalamnya. Lampu sederhana itu ternyata mendapatkan apresiasi dari teman-teman guru di sekolahnya. Bahkan ada yang menghargai karyanya itu dengan membayar 50 ribu rupiah per lampu.
Dibantu Kampung Media At Tabayyun
Belum puas dengan hasil kerjanya itu, Amir menemui ketua Kampung Media At Tabayyun dan minta dibantu mencarikan model-model lampu lampion yang bisa menjadi inspirasinya. Atas bantuan Kampung Media, saat ini amir memili tak kurang dari 11 variasi koleksi lampu lampion yang berhasil ia buat.
“Saya banyak dibantu Kampung Media, 11 variasi ini adalah hasil modifikasi dari beberapa lampion-lampion unik di Internet” Ungkapnya.
Ketua Kampung Media At Tabayyun Ahmad Jumaili mengatakan, kreatifitas Amir ini unik dan sangat berpotensi ekonomi yang tinggi.
“Saya lihat, karya Amir ini luarbiasa, tak kalah dengan lampion-lampion yang kerap kita liat menghiasi dinding-dinding hotel di Mataram” Ujar Ahmad Jumaili.
Karena itu, sebagai komunitas pemberdayaan, Kampung Media At Tabayyun berjanji akan membantu Amir mengembangkan karyanya itu dan membantu memasarkannya via online.
“Kami sudah memintanya membuat contoh-contoh yang nantinya akan di di promosikan lewat kampong media, karena ini kerja kreatif anak kampong yang potensi ekonominya sangat besar” Pungkas Jumaili di kantornya. []
Berawal dari sebuah bola lampu terbuat dari balon udara yang dililit benang yang ia lihat di sebuah café di Kota Mataram, Amir kemudian terinspirasi bereksperimen membuat lampion serupa tapi berbahan bambo.
“Saya fikir waktu itu, menarik kalo ini kita buat dari bamboo karena akan kelihatan lebih unik” cerita Amir tentang fikirannya kala itu.
Sesampai dirumah Amirpun mencoba membuat ulatan bambo berbentuk bulat dan diberikan penyangga kayu dibawahnya sehingga terbentuk seperti lampion. Ulatan itu kemudian dibuatkannya kepiting bohlam lampu didalamnya. Lampu sederhana itu ternyata mendapatkan apresiasi dari teman-teman guru di sekolahnya. Bahkan ada yang menghargai karyanya itu dengan membayar 50 ribu rupiah per lampu.
Dibantu Kampung Media At Tabayyun
Belum puas dengan hasil kerjanya itu, Amir menemui ketua Kampung Media At Tabayyun dan minta dibantu mencarikan model-model lampu lampion yang bisa menjadi inspirasinya. Atas bantuan Kampung Media, saat ini amir memili tak kurang dari 11 variasi koleksi lampu lampion yang berhasil ia buat.
“Saya banyak dibantu Kampung Media, 11 variasi ini adalah hasil modifikasi dari beberapa lampion-lampion unik di Internet” Ungkapnya.
Ketua Kampung Media At Tabayyun Ahmad Jumaili mengatakan, kreatifitas Amir ini unik dan sangat berpotensi ekonomi yang tinggi.
“Saya lihat, karya Amir ini luarbiasa, tak kalah dengan lampion-lampion yang kerap kita liat menghiasi dinding-dinding hotel di Mataram” Ujar Ahmad Jumaili.
Karena itu, sebagai komunitas pemberdayaan, Kampung Media At Tabayyun berjanji akan membantu Amir mengembangkan karyanya itu dan membantu memasarkannya via online.
“Kami sudah memintanya membuat contoh-contoh yang nantinya akan di di promosikan lewat kampong media, karena ini kerja kreatif anak kampong yang potensi ekonominya sangat besar” Pungkas Jumaili di kantornya. []