Tabayyunews.Com - Walau musim panen sudah tiba, harga pakan dedak untuk unggas ternyata masih melambung tinggi di pasaran. Harga yang berlaku diawal Januari 2013 hingga saat ini masih berkisar antara 2500 hingga 3000 perkilogram.
Sahlan peternak itik super di Dusun Berombok Desa Durian Kecamatan Janapria ditemui Rabu (16/3) mengaku sudah dua minggu ini terpaksa memberi itiknya nasi aking karena kesulitan mendapatkan dedak yang murah.
“Saya pakai nasi aking sementara waktu, kita sedang tunggu harga dedak turun” Kata Sahlan menjelaskan.
Peternak lain, Amir Syarifuddin menggeluhkan hal yang sama. Amir yang mulai berternak sejak 2012 lalu ini bahkan mencari aman dengan membeli dedak dalam jumlah banyak ketika harga dedak turun.
“Cuman lemahnya, dedak yang disimpan terlalu lama akan membeku dan kurang disukai unggas” Katanya.
Sementara itu, ditempat lain, Asosiasi Agribisnis Bebek Indonesia (AABI) NTB Syukri Alvaro menjelaskan, kendala pakan memang menjadi masalah serius para peternak unggas di NTB.
Terbatasnya bahan baku pakan dedak membuat peternak sering mengalami kegagalan panen karena siklus pakan yang tidak teratur.
Dijelaskannya, terutama untuk itik pedaging, siklus makanannya harus benar-benar terukur berdasarkan jadwal harian yang sudah dipastikan hingga panen.
“Kalo pakannya gak teratur, bisa perkembangan itik tak akan maksimal dan sangat mempengaruhi pada harga jual itik” Jelasnya.
Untuk menyiasati hal ini, laki-laki yang juga aktifis di Pusat Studi Pembangunan (PSP) NTB ini menyarankan peternak bertindak kreatif dengan mencari bahan mentah pakan jenis yang lain namun dengan kualitas yang sama dengan dedak seperti enceng gondok.
“Enceng gondok itu pakan itik alternatif yang sangat bagus terutama untuk itik petelur” Kata Syukri.
Namun, ia menambahkan, enceng gondok saat ini juga agak sulit dicari apalagi di daerah-daerah tropis
seperti Janapria.
“Setau saya enceng gondok cukup banyak di embung dan bendungan seperti di di bendungan batu jai” Katanya.
Ia juga menampik jika di kawasan tropis seperti janapria tak ada enceng gondok
“Saya kira kalo dicari banyak, terutama di tanggul-tanggul sawah warga coba di cari, bisa juga pake madeng atau kangkung” Katanya menambahkan.
Ia juga menjelaskan, usinya musim panen tahun ini dipastikan akan membuat harga dedak dipasaran akan segera turun. Ia meminta peternak bersabar.
"Kalo sekarang kan belum, kan baru saja padi diangkut dari sawah, masih basah dan belum masuk penggilingan" Pungkasnya. [AJ]
Sahlan peternak itik super di Dusun Berombok Desa Durian Kecamatan Janapria ditemui Rabu (16/3) mengaku sudah dua minggu ini terpaksa memberi itiknya nasi aking karena kesulitan mendapatkan dedak yang murah.
“Saya pakai nasi aking sementara waktu, kita sedang tunggu harga dedak turun” Kata Sahlan menjelaskan.
Peternak lain, Amir Syarifuddin menggeluhkan hal yang sama. Amir yang mulai berternak sejak 2012 lalu ini bahkan mencari aman dengan membeli dedak dalam jumlah banyak ketika harga dedak turun.
“Cuman lemahnya, dedak yang disimpan terlalu lama akan membeku dan kurang disukai unggas” Katanya.
Sementara itu, ditempat lain, Asosiasi Agribisnis Bebek Indonesia (AABI) NTB Syukri Alvaro menjelaskan, kendala pakan memang menjadi masalah serius para peternak unggas di NTB.
Terbatasnya bahan baku pakan dedak membuat peternak sering mengalami kegagalan panen karena siklus pakan yang tidak teratur.
Dijelaskannya, terutama untuk itik pedaging, siklus makanannya harus benar-benar terukur berdasarkan jadwal harian yang sudah dipastikan hingga panen.
“Kalo pakannya gak teratur, bisa perkembangan itik tak akan maksimal dan sangat mempengaruhi pada harga jual itik” Jelasnya.
Untuk menyiasati hal ini, laki-laki yang juga aktifis di Pusat Studi Pembangunan (PSP) NTB ini menyarankan peternak bertindak kreatif dengan mencari bahan mentah pakan jenis yang lain namun dengan kualitas yang sama dengan dedak seperti enceng gondok.
“Enceng gondok itu pakan itik alternatif yang sangat bagus terutama untuk itik petelur” Kata Syukri.
Namun, ia menambahkan, enceng gondok saat ini juga agak sulit dicari apalagi di daerah-daerah tropis
seperti Janapria.
“Setau saya enceng gondok cukup banyak di embung dan bendungan seperti di di bendungan batu jai” Katanya.
Ia juga menampik jika di kawasan tropis seperti janapria tak ada enceng gondok
“Saya kira kalo dicari banyak, terutama di tanggul-tanggul sawah warga coba di cari, bisa juga pake madeng atau kangkung” Katanya menambahkan.
Ia juga menjelaskan, usinya musim panen tahun ini dipastikan akan membuat harga dedak dipasaran akan segera turun. Ia meminta peternak bersabar.
"Kalo sekarang kan belum, kan baru saja padi diangkut dari sawah, masih basah dan belum masuk penggilingan" Pungkasnya. [AJ]